(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Kerjasama Riset

Eksplorasi Ketahanan dan Strategi Pasar dalam Budidaya Rumput Laut di Indonesia Timur

Rumput laut, sumber daya kelautan yang berharga, memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Dalam sebuah usaha penelitian kolaboratif, Welem Turupadang dari Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Dr. Alexandra Langford dari University of Queensland memimpin sebuah tim ilmuwan untuk menyelidiki tantangan yang dihadapi oleh petani rumput laut di wilayah Nusa Tenggara Timur. Proyek interdisipliner yang inovatif ini bertujuan untuk mengungkap dampak pandemi COVID-19 terhadap industri rumput laut, memetakan variasi produksi dan kualitas rumput laut di berbagai musim dan lokasi, serta mengusulkan strategi untuk meningkatkan stabilitas pasar dan ketahanan petani.

Wilayah timur Indonesia telah menjadi pusat budidaya rumput laut, berkontribusi sebesar 90% dari total produksi nasional. Meski demikian, potensi industri ini harus dieksplorasi lebih lanjut terutama karena koordinasi yang belum memadai dan kerentanan petani terhadap fluktuasi pasar global. Dalam konteks ini, tim peneliti berupaya untuk mengatasi masalah krusial ini dengan menerapkan pendekatan metode gabungan yang meliputi pengujian biofisik, wawancara kualitatif, dan survei kuantitatif. Dengan menggali pengalaman petani rumput laut selama pandemi, tim ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi adaptif dan memetakan hubungan yang kompleks antara dinamika pasar, hasil produksi, dan ketahanan sosioekonomi.

Proyek ambisius ini, yang terpilih dari 130 proposal, mendapatkan pendanaan dari ANU Indonesia Project yang terkemuka dan Institute for Development of Economics and Finance (SMERU) yang terkenal (https://indonesia.crawford.anu.edu.au/grants-and-fellowship/research-grants/research-grants-recipients). Selama 12 bulan, tim peneliti akan menerima AUD8.000 untuk mengungkap keterkaitan yang kompleks antara pandemi COVID-19, produksi rumput laut, dan harga pasar. Sebagai inisiatif pionir dalam bidang ini, studi ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri rumput laut yang berkelanjutan dan sebagai pedoman untuk upaya penelitian di masa depan. Dengan memberikan wawasan berharga dan rekomendasi berbasis bukti, penelitian ini akan mendorong pertumbuhan sektor rumput laut yang tangguh, memberdayakan petani di Indonesia Timur agar dapat berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi dan gangguan pasar.

Pengungkapan Dampak Perubahan Iklim pada Budidaya Rumput Laut di Indonesia melalui Citra Satelit

Budidaya rumput laut, industri akuakultur laut terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan yang semakin meningkat akibat efek buruk perubahan iklim terhadap kondisi dan tingkat salinitas lautan. Faktor-faktor ini telah menyebabkan peningkatan kematian rumput laut dan gangguan pada pola musiman, yang memberikan risiko signifikan bagi mata pencaharian 66.000 rumah tangga pesisir yang terlibat dalam industri ini. Namun, ketiadaan data produksi nasional yang akurat dan terperinci menghambat pembuatan kebijakan yang efektif. Meskipun citra satelit telah terbukti efektif dalam memantau perubahan penggunaan lahan, aplikasinya dalam akuakultur laut masih kompleks, terutama dalam skala besar.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, pada tahun 2023-2024, upaya kolaboratif yang dipimpin oleh Universitas Griffith, dengan dukungan universitas di Australia dan Indonesia, serta PT Jaringan Sumber Daya, bertujuan untuk mengembangkan metodologi inovatif yang memanfaatkan citra satelit untuk memantau produksi rumput laut. Proyek ambisius ini berfokus pada tiga tujuan utama:

  • Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan alat penglihatan komputer dan pembelajaran mesin yang canggih untuk menganalisis citra satelit, sehingga memungkinkan pemantauan komprehensif terhadap produksi rumput laut di berbagai lokasi.
  • Proyek ini mengintegrasikan teknik “ground-truthing” dengan menggabungkan pengukuran oseanografi dan survei terstruktur petani di tiga wilayah studi kasus: Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku.
  • Proyek ini menyelidiki persepsi masyarakat tentang variasi iklim dan strategi ketahanan untuk mengidentifikasi intervensi yang dapat mendukung masyarakat terdampak.

Proyek ini mendapatkan manfaat dari tim yang beragam, seimbang dari segi gender, dan multidisiplin dengan keahlian dalam pembelajaran mesin, penginderaan jauh, penelitian sosial, dan penelitian biofisik terapan, yang mendorong pendekatan yang komprehensif dan terpadu.

Dengan memanfaatkan potensi citra satelit dan menerapkan metodologi yang kompleks, upaya penelitian ini menjanjikan dalam mengungkapkan hubungan yang rumit antara perubahan iklim, budidaya rumput laut, dan masyarakat pesisir. Pada akhirnya, temuan dari proyek ini akan menjadi dasar bagi pembuatan kebijakan berdasarkan bukti, mendorong adopsi praktik berkelanjutan, dan berkontribusi pada ketahanan industri rumput laut Indonesia di tengah perubahan iklim yang terus berlangsung.

Institusi-institusi yang berpartisipasi: Universitas Griffith (Dr. Zannie Langford), University of Queensland (Professor Scott Chapman, Associate Professor Ammar Abdul Aziz, Dr. Xin Yu), Universitas Nusa Cendana (Welem Turupadang), Universitas Hasanuddin (Nurjannah Nurdin, Radhiyah Ruhon), PT Jaringan Sumber Daya (Boedi Julianto), Universitas Gadjah Mada (Pramaditya Wicaksono, Sanjiwana Arjasakusuma), Politeknik Perikanan Negeri Tual (Wellem Anselmus Teniwut).